Sejarah dan Profil Pencak Silat Tadjimalela

Ayoolahraga.co.id – Seorang atlet beraliran pencak silat Tadjimalela bernama Hanifan YK membuat heboh satu negara setelah memenangkan medali Emas pada ajang Asian Games 2018 lalu.

Jika dibandingkan dengan berbagai perguruan pencak silat besar di tanah air, perguruan pencak silat Tadjimalela mungkin masih cukup asing di telinga.

Namun siapa sangka jika perguruan ini ternyata sudah berdiri lama sejak tahun 70 an, lantas seperti apakah sejarah dan profil dari perguruan Tadjimalela?, mari simak pembahasan berikut ini.

Sejarah Berdirinya Perguruan Pencak Silat Tadjimalela

Pencak silat Tadjimalela didirikan oleh R. Djadjat Koesoemahdinata (Kang Djadjat) pada 4 Agustus 1974 di Kota Bandung, Jawa Barat.

Ada kisah menarik terhadap penggunaan nama Tadjimalela pada perguruan ini, nama Tadjimalela sendiri berasal dari nama seorang Raja atau Prabu di Kerajaan Sumedang Larang, Jawa Barat.

Selain itu, R. Djadjat Koesoemahdinata ternyata juga masih memiliki hubungan darah dengan sang Prabu.

Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi seorang Kang Djadjat mendirikan perguruan Tadjimalela.

Pertama, yaitu ketidakpuasan Kang Djadjat terhadap seni beladiri pencak silat yang beliau pelajari.

Karena menurut beliau, pencak silat harus memiliki teknik jurus praktis yang bisa digunakan pada saat-saat terdesak. 

Sehingga Kang Djadjat pun memutuskan untuk terus menggali dan mengembangkan pengetahuan pencak silat beliau.

Faktor kedua yaitu keprihatinan beliau terhadap berkembangnya aliran beladiri asing di wilayah Jawa Barat.

Pada saat itu, pencak silat yang notabene merupakan warisan nenek moyang justru kurang mendapat perhatian dari para masyarakat.

Atas sebab kedua faktor tersebut, Kang Djadjat pun mulai bercita-cita untuk mendirikan perguruan silat sendiri.

Sehingga pencak silat akan sejajar dengan beladiri asing yang berkembang di daerah Jawa Barat.

Perjalanan Kang Djadjat Dalam Mendirikan Perguruan Tadjimalela

Guna mewujudkan cita-citanya tersebut, Kang Djadjat melakukan berbagai jenis tirakat untuk mendapatkan petunjuk dari sang pencipta.

Kang Djadjat sendiri sering melakukan puasa dan bertapa di tempat-tempat tertentu. Selain itu, beliau juga sering mengembara selama berhari-hari demi mendapat petunjuk untuk mendirikan perguruannya sendiri.

Singkat cerita, sepulang dari kegiatan mengembaranya, Kang Djadjat langsung merasa mendapat banyak petunjuk dan menceritakannya kepada kakak beliau yang bernama R. Iyan Koesoemahdinata.

Kemudian, Kang Djadjat pun sering berlatih pencak silat sendiri dan merumuskan gerakan-gerakan silat tersebut.

Kang Djadjat pun mulai mengajarkan ilmu yang beliau miliki kepada teman-teman dan para tetangga di sekitar rumah beliau.

Setelah jurus-jurus yang beliau ciptakan terasa sempurna, Kang Djadjat pun kembali melakukan laku tirakat berupa puasa dan sholat malam.

Hal tersebut beliau lakukan sembari memohon kepada Allah SWT untuk diberi nama yang tepat bagi perguruan beliau.

Atas petunjuk sang maha pencipta, Perguruan Pencak Silat Tadjimalela pun resmi berdiri pada 4 Agustus 1974.

Lalu pada tahun 1975, pencak silat Tadjimalela secara resmi sudah menjadi bagian dari anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia atau IPSI.

Pada saat perguruan ini baru terbentuk, terdapat 7 murid angkatan pertama dengan sebutan PASUS (Pasukan Khusus).

Ketujuh murid tersebut antara lain Kang Lili Barli, Buci Budiman, Nang Syarif Marta, Dedi AR, Wahya Sanusi, Okky Suryahidayat, Risman Setia Putra.

Duka Mendalam Pencak Silat Tadjimalela

Pada 6 Juli 1995, Kang Djadjat berpulang ke pangkuan sang kuasa pada umur 50 tahun.

Sebelum meninggal, beliau menyampaikan pesan jika pencak silat Tadjimalela harus hidup seribu tahun lagi.

Setelah Kang Djadjat meninggal, tongkat kepemimpinan berpindah ke sang kakak yaitu R. Iyan Koesoemahdinata.

Beda tangan beda juga rasa yang diberikan, R. Iyan Koesoemahdinata sendiri memiliki keilmuan yang lebih mengarah ke mental spiritual.

Hal ini berbeda dari Kang Djadjat yang lebih berfokus ke gerak beladiri dan seni.

Namun kedua hal tersebut justru semakin menambah kesempurnaan ajaran Perguruan Tadjimalela yang mengajarkan ilmu beladiri dan kerohanian.

Panca Darma Tadjimalela

Guna menghindari tindakan kultus pada nama Perguruan Tadjimalela, R. Iyan Koesoemahdinata merumuskan sebuah Panca Darma .

Panca Darma ini menjadi falsafah bagi para anggota Perguruan Tadjimalela, Panca Darma merupakan kepanjangan dari awalan kata “Tadjimalela”.

Berikut penjabarannya:

  • Ta = Taklukan nafsu jahat dalam diri.
  • Dji = Djiwa murni pangkal keluhuran budi.
  • Ma = Mantapkan rasa penyerahan diri terhadap Tuhan.
  • Le= Lekatkan keberanian pada taraf kebenaran.
  • La = Lapangkan rasa kerendahan hati dimata kesombongan.

Selain itu, pencak silat Tadjimalela jugs memiliki 3 aspek dasar pengembangan ajaran. Yaitu olah rasa, olah pikir dan olah gerak.

Tingkatan Pada Perguruan Pencak Silat Tadjimalela

Terdapat 3 tingkatan dalam perguruan Tadjimalela, yaitu tingkat Dasar (1-4), tingkat Lanjutan (1-4) dan tingkat Pendekar.

Tingkat Pendekar ini juga terbagi menjadi 3 tingkatan, yaitu Pendekar Muda, Pendekar Madya dan Pendekar Utama.

Lama latihan pada setiap tingkatan disesuaikan terhadap kemampuan masing-masing anggota, bisa berjalan 3 bulan hingga tercepat dengan kursus kilat Mingguan.

Makna Lambang Pencak Silat Tadjimalela

pencak silat tadjimalela

Seperti pada perguruan pencak silat lainnya, Tadjimalela juga menggunakan sebuah lambang sebagai identitas dan pendeskripsian inti ajaran perguruan.

Berikut makna dari lambang Perguruan Pencak Silat Tadjimalela.

Bentuk Lingkaran Luar

Lingkaran melambangkan angka nol (0), yang artinya tidak adanya pengakuan dan berserah diri kepada Tuhan YME.

Warna Oranye Pada Bagian Dalam Lingkaran

Merupakan simbol dari semangat menjunjung tinggi sebuah nilai kebenaran pada Perguruan Tadjimalela.

Warna Biru Di Tepi Lingkaran

Artinya setiap gerak langkah dan perjalanan harus senantiasa memohon perlindungan kepada Tuhan YME.

Bentuk Segi Lima

Segi lima merupakan gambaran dari Panca Darma sebagai falsafah Pencak Silat Tadjimalela.

Warna Emas

Warna Emas melambangkan manusia yang tak ternilai harganya, guna mendapatkan hal tersebut maka seorang anggota Tadjimalela harus senantiasa menerapkan perilaku dari Panca Darma.

Gambar Burung Gagak

Burung Gagak merupakan ikon utama dari perguruan ini, gagak dalam filosofi Tadjimalela adalah gabungan dari kata Gagah dan Galak.

Gambar burung Gagak Siaga yang membentuk segi 5 adalah gambaran dari ciri khas gerakan pencak silat Tadjimalela.

Selain itu, burung Gagak juga menjadi simbol dari sifat lincah dengan indra penciuman yang tajam serta berkharisma magis.

Lalu warna hitam pada diri burung Gagak merupakan simbol dari sikap inisiatif para anggota pencak silat Tadjimalela.

Tinggalkan komentar